Memahami Penulisan dalam Komparisi Akta Notaris/PPAT

Gambar
Memasuki kuliah kenotariatan terdapat mata kuliah Teknik Pembuatan Akta yang biasa disebut TPA. TPA adalah mata kuliah yang intinya belajar membuat dan mengupas sebuah akta. 

  Memasuki kuliah kenotariatan terdapat mata kuliah Teknik Pembuatan Akta yang biasa disebut TPA. TPA adalah mata kuliah yang intinya belajar membuat dan mengupas sebuah akta.       Dalam penulisan sebuah akta, khususnya akta otentik terdapat beberapa unsur yang harus ada agar akta itu bisa menjadi benar dan tepat. Dimana unsur dalam suatu akta itu dibagi menjadi kepala kata, badan akta dan penutup akta. Dalam pembuatan akta salah satu unsur yang wajib ada adalah komparisi. Komparisi berada pada kepala akta.  Komparisi ibarat nyawa atau roh dalam sebuah akta, jika komparisi salah, maka kebawah akan salah juga. Jadi dalam penyusunannya harus benar-benar diketahui dan dipahami. Komparisi merupakan keterangan yang berisi nama pihak yang menjadi subjek hukum dalam pembuatan suatu akta. Mereka adalah pihak yang akan bertindak dalam pembuatan suatu akta. Subjek hukum ada 2 yaitu orang perorangan dan badan hukum.     Lantas bagaimana pembuatan atau penyusunan suatu komparisi agar bisa dianggap benar?  Pertama-tama harus dipahami secara tepat dan benar siapa dan apa yang menjadi subjek hukum itu. Apakah itu orang perorangan ataukah badan hukum, dan apa tugas atau fungsinya dalam hal kedudukan dia bertindak di dalam akta? Setelah diketahui, maka kita akan dengan mudah menyusun kata-kata yang tepat dalam penulisan akta yang mereka kehendaki.     Komparisi itu ada banyak sekali macamnya tergantung dari kasus yang dihadapi, disini saya mencoba memberikan suatu ilustrasi.  Bapak Toni,SH adalah wakil perusahaan PT. MERAH PUTIH dengan jabatan direktur utama. Dalam rapat umum pemegang saham, perusahaan PT. MERAH PUTIH setuju untuk menambah modal. maka datanglah bapak Toni ke Notaris, dengan membawa surat pernyataan keputusan rapat.     lalu atas keterangan yang diberikan, notaris membuat komparisi seperti ini.    I. Tuan TONI, Sarjana Hukum, lahir di Bandung, tanggal 12-02-1980 (dua belas februari tahun seribu sembilan ratus delapan puluh), Warga Negara Indonesia, Direktur Utama, bertempat tinggal di Bandung, Jalan Melati nomor 21, Rukun tetangga 001, Rukun warga 002, kelurahan Bunga, Kecamatan Bunga, Pemilik Nomor Induk Kependudukan 123123123123123,  -menurut keterangannya dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut di atas sah mewakili direksi dari- dan dengan demikian bertindak untuk dan atas nama Perseroan Terbatas PT. MERAH PUTIH, berkedudukan di Bandung, yang anggaran dasarnya dibuat di ... dst.     Dari contoh komparisi di atas, yang ingin saya garis bawahi adalah kedudukan bertindak bapak Toni selaku direktur. Mulai dari kalimat "menurut keterangannya dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut di atas sah mewakili direksi dari-". Tanda baca "-" (penghubung) pada kalimat di atas mempunyai peran yang sangat penting dalam penyusunan kalimat komparisi akta ini.     jika kita membacanya, maka seperti ini :  "-menurut keterangannya dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut di atas sah mewakili direksi dari "-" PT. MERAH PUTIH, berkedudukan di Bandung, -"kemudian kembali lagi ke tanda baca"- "-" dan dengan demikian bertindak untuk dan atas nama Perseroan Terbatas PT. MERAH PUTIH, berkedudukan di Bandung, yang anggaran dasarnya dibuat di ... dst"     Penulisan komparisi seperti di atas tidak hanya berlaku untuk contoh komparisi dengan contoh badan hukum seperti ini, tetapi juga berlaku untuk semua model akta yang akan kita buat, sesuai keterangan yang diberikan oleh penghadap, baik itu dari orang perorangan. Maka harus memahami apa yang akan dituangkan ke dalam komparisi ini. Sebab jika komparisi salah, maka ke bawah akta sudah pasti akan salah. Sebab komparisi adalah ibarat roh dari sebuah akta.     Dari tulisan ini bukan bermaksud untuk menganggap model komparisi seperti ini yang mesti dipakai dan paling benar, hanya jika suatu hari kiranya kita menghadapi keadaan yang buntu, membuat kita harus memutar otak untuk memikirkan kata-kata yang akan ditulis ke dalam akta, mungkin ini bisa sedikit membantu. Tetapi dari kesemua itu saya yakin dengan seiring waktu terus belajar akan terbiasa dan lebih kreatif nantinya dalam menyusun komparisi ke dalam akta.     Demikian dari saya, mengingat penjelasan mengenai komparisi tidak akan cukup hanya ditulis dalam artikel ini, maka di tulisan lain akan saya jelaskan beberapa hal lagi. Kalau ada koreksi, mohon kiranya diberi komentar pada kolom komentar di bawah. Terima kasih. Artikel terkait klik disini.

Dalam penulisan sebuah akta, khususnya akta otentik terdapat beberapa unsur yang harus ada agar akta itu bisa menjadi benar dan tepat. Dimana unsur dalam suatu akta itu dibagi menjadi kepala kata, badan akta dan penutup akta.

Dalam pembuatan akta salah satu unsur yang wajib ada adalah komparisi. Komparisi berada pada kepala akta.
Komparisi ibarat nyawa atau roh dalam sebuah akta, jika komparisi salah, maka kebawah akan salah juga. Jadi dalam penyusunannya harus benar-benar diketahui dan dipahami. Komparisi merupakan keterangan yang berisi nama pihak yang menjadi subjek hukum dalam pembuatan suatu akta.

Mereka adalah pihak yang akan bertindak dalam pembuatan suatu akta. Subjek hukum ada 2 yaitu orang perorangan dan badan hukum.

Lantas bagaimana pembuatan atau penyusunan suatu komparisi agar bisa dianggap benar?
Pertama-tama harus dipahami secara tepat dan benar siapa dan apa yang menjadi subjek hukum itu.

Apakah itu orang perorangan ataukah badan hukum, dan apa tugas atau fungsinya dalam hal kedudukan dia bertindak di dalam akta? Setelah diketahui, maka kita akan dengan mudah menyusun kata-kata yang tepat dalam penulisan akta yang mereka kehendaki.

Komparisi itu ada banyak sekali macamnya tergantung dari kasus yang dihadapi, disini saya mencoba memberikan suatu ilustrasi.

Bapak Toni,SH adalah wakil perusahaan PT. MERAH PUTIH dengan jabatan direktur utama. Dalam rapat umum pemegang saham, perusahaan PT. MERAH PUTIH setuju untuk menambah modal. maka datanglah bapak Toni ke Notaris, dengan membawa surat pernyataan keputusan rapat.

lalu atas keterangan yang diberikan, notaris membuat komparisi seperti ini.
I. Tuan TONI, Sarjana Hukum, lahir di Bandung, tanggal 12-02-1980 (dua belas februari tahun seribu sembilan ratus delapan puluh), Warga Negara Indonesia, Direktur Utama, bertempat tinggal di Bandung, Jalan Melati nomor 21, Rukun tetangga 001, Rukun warga 002, kelurahan Bunga, Kecamatan Bunga, Pemilik Nomor Induk Kependudukan 123123123123123,
-menurut keterangannya dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut di atas sah mewakili direksi dari- dan dengan demikian bertindak untuk dan atas nama Perseroan Terbatas PT. MERAH PUTIH, berkedudukan di Bandung, yang anggaran dasarnya dibuat di ... dst.

Dari contoh komparisi di atas, yang ingin saya garis bawahi adalah kedudukan bertindak bapak Toni selaku direktur. Mulai dari kalimat "menurut keterangannya dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut di atas sah mewakili direksi dari-". Tanda baca "-" (penghubung) pada kalimat di atas mempunyai peran yang sangat penting dalam penyusunan kalimat komparisi akta ini.

jika kita membacanya, maka seperti ini :
"-menurut keterangannya dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut di atas sah mewakili direksi dari "-" PT. MERAH PUTIH, berkedudukan di Bandung, -"kemudian kembali lagi ke tanda baca"- "-" dan dengan demikian bertindak untuk dan atas nama Perseroan Terbatas PT. MERAH PUTIH, berkedudukan di Bandung, yang anggaran dasarnya dibuat di ... dst"

Penulisan komparisi seperti di atas tidak hanya berlaku untuk contoh komparisi dengan contoh badan hukum seperti ini, tetapi juga berlaku untuk semua model akta yang akan kita buat, sesuai keterangan yang diberikan oleh penghadap, baik itu dari orang perorangan. Maka harus memahami apa yang akan dituangkan ke dalam komparisi ini. Sebab jika komparisi salah, maka ke bawah akta sudah pasti akan salah. Sebab komparisi adalah ibarat roh dari sebuah akta.

Dari tulisan ini bukan bermaksud untuk menganggap model komparisi seperti ini yang mesti dipakai dan paling benar, hanya jika suatu hari kiranya kita menghadapi keadaan yang buntu, membuat kita harus memutar otak untuk memikirkan kata-kata yang akan ditulis ke dalam akta, mungkin ini bisa sedikit membantu. Tetapi dari kesemua itu saya yakin dengan seiring waktu terus belajar akan terbiasa dan lebih kreatif nantinya dalam menyusun komparisi ke dalam akta.

Demikian dari saya, mengingat penjelasan mengenai komparisi tidak akan cukup hanya ditulis dalam artikel ini, maka di tulisan lain akan saya jelaskan beberapa hal lagi. Kalau ada koreksi, mohon kiranya diberi komentar pada kolom komentar di bawah. Terima kasih. Artikel terkait klik disini.